MODUL PERTEMUAN 1 BTQ

MODUL PERTEMUAN 1 BTQ

Ø  MEMBACA AL QURAN

 

Apakah hukum membaca Al-Qur’an, wajib atau sunnah, karena kami sering ditanya tentang hukumnya. Di antara kami ada yang mengatakan bahwa hukumnya tidak wajib, bila membacanya tidak mengapa dan jika tidak membacanya tidak apa-apa. Bila pernyataan itu benar tentu banyak orang yang meninggalkan Al-Qur’an, maka apa hukum meninggalkannya dan apa pula hukum membacanya ? Jawaban. Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga terlipah kepada RasulNya, keluarga dan shabatnya, wa ba’du. Yang disyariatkan sebagai hak bagi orang Islam adalah selalu menjaga untuk membaca Al-Qur’an dan melakukannya sesuai kemampuan sebagai pelaksanaan atas firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

 اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an)” [al-Ankabut/29 : 45]

 Dan firmanNya.

 

 وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al-Qur’an)” [al-Kahfi/18 : 27]

 

 Juga firmanNya tentang nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٩١﴾ وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ

 “Dan aku perintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri. Dan supaya aku membaca Al-Qur’an (kepada manusia)” [An-Naml/27: 91-92] Dan karena sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

 اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه

 

 “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia datang memberi syafa’at bagi pembacanya di hari Kiamat” Seharusnya seorang muslim itu menjauhi dari meninggalkannya dan dari memutuskan hubungan dengannya, walau dengan cara apapun bentuk meninggalkan itu yang telah disebutkan oleh para ulama dalam menafsirkan makna hajrul Qur’an. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam Tafsinya (Tafsir Ibnu Katsir 6/117) : Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman memberi khabar tentang Rasul dan NabiNya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau berkata. وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan” [al-Furqan/25 :30] Itu karena orang-orang musyrik tidak mau diam memperhatikan dan mendengarkan Al-Qur’an sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. وَقَالَ الَّذِينَ

Ø  كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُون “Dan orang-orang yang kafir berkata,’Janganlah kamu mendengarkan Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya” [Fushishilat/41: 26] Bila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka membuat gaduh, hiruk pikuk dan perkataan-perkataan lain sehingga tidak mendengarnya, ini termasuk makna hujran Al-Qur’an. Tidak beriman kepadanya dan tidak membenarkannya termasuk makna hujran. Tidak mentadabburi dan tidak berusaha memahaminya termasuk hujran. Tidak mengamalkannya, tidak melaksanakan perintahnya dan tidak menjauhi larangan-larangan termasuk makna hujran. Berpaling darinya kepada hal lain, baik berupa sya’ir, percakapan, permainan, pembicaraan atau tuntunan yang diambil dari selain Al-Qur’an, semua itu termasuk maknahujran.

 PENGERTIAN TAJWID

 pengertian Ilmu tajwid merupakan bagian dari ilmu ulumul Quran yang perlu dipelajari,mengingat ilmu ini berkaitan dengan bagaimana seseorang dapat membaca Al-Quran dengan baik. Sebagai ilmu tajwid dapat dipelajari sendiri, karena mempunyai syarat-syarat ilmiah,seperti adanya tujuan fungsi dan objek serta sistematik tersendiri.

Tajwid (تَجْوِيْدٌ ) merupakan bentuk masdar, berakar dari fiil madhi  (َجَوَّد)  yang berarti “membaguskan“.  Muhammad Mahmud dalam Hidayatul mustafiq memberikan batasan arti tajwid dengan ( الاِتْيَانُ بِالْجَيِّدِ ) yang berarti ‘’memberikan dengan baik”. Sedangkan menurut arti istilahnya :“Ilmu tajwid adalah ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara melafal kan huruf yang benar dan di benarkan, baik berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya Tarqiq, Tafhim dan selain keduanya.’’

Pada pengertian ilmu tajwid itu dijelaskan, bahwa ruang lingkup tajwid berkenaan dengan melafal kan huruf-huruf hijaiyah dan bagimana tata cara melafal kan huruf-huruf tersebut sebaik-baiknya, apakah ia dibaca panjang, tebal, tipis, berhenti terang, berdengung, dan sebagainya. Jika huruf tersebut dilafalkan sebagaimana tata caranya, maka fungsi tajwid sebagai ilmu memperbaiki tata cara membaca Al – Quran terpenuhi dan menyelamatkan pembaca dari perbuatan yang diharamkan.

 

Namun jika hal itu diabaikan maka menjerumuskan pembaca pada perbuatan haram atau dimakruhkan. Misalnya berhenti pada kalimat yang haram waqaf, jika tuntunan ini diabaikan menjadikan perubahan makna yang meyalahi tujuan makna aslinya, dan mengakibatkan berdosa bagi pembaca.

 

Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid

 

Sebagai disiplin ilmu, tajwid mempunyai tujuan tersendiri. Sedangkan tujuannya mengacu pada pengertian tajwid diatas. adapun tujuan yang dimaksud sebagai berikut:

Agar pembaca dapat melafalkan huruf-huruf Hijaiyah dengan benar, yang di sesuaikan dengan mahraj dan sifatnya.

Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Al – Quran melalui tata cara membaca Al – Quran yang benar, sehinga keberadaan bacaan Al – Quran dewasa ini sama dengan bacaan yang pernah diajarkan oleh Rasulullah, mengingat bacaan Al – Quran bersifat “ tanqifi’’, yakni mengikuti apa yang diajarkan rasulullah saw. Allah berfirman :

“Sesungguhnya mengumpulkan Al – Quran dan membacanya adalah tanggung jawab kami, jika kami telah membacakan, maka kamu ikuti bacaan itu.” ( Q.S. 75, Al-qiyamah: 17-18 )    

Menjaga lisan pembaca, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjerumus ke perbuatan dosa.

Dari ketiga tujuan tersebut, maka dalam proses belajar-mengajar ilmu tajwid harus mempunyai kiat tersendiri untuk memenuhi tujuan yang di inginkan. Kiat yang dimaksudkan dapat berupa upaya sebagai berikut :

Antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar harus berhadap – hadapan, sehingga siswa mengerti benar suara yang di alunkan sekaligus dapat melihat mimik gurunya. Demikian itu sangat membantu dalam mengetahui kedudukan huruf secara pasti, baik berkaitan dengan mahraj maupun sifatnya.

Setelah pemberian teori ilmu tajwid, seorang guru langsung mempraktekkan teorinya, sehinga apa yang sudah dimiliki siswa tidak terlupakan dan memberikan pengalaman praktik secara benar.

Perlu pembiasaan membaca secara tekun, rajin, dan tabah bagi siswa dan seorang guru tetap memperhatikan bacaan siswanya.

Dalam praktik membaca Al – Quran, tidak perlu mengejar kuantitas (membaca yang banyak) tetapi yang lebih penting adalah meraih kualitas (biar sedikit asalkan benar), karena dengan belajar praktik sedikit yang benar maka mempermudah praktik selanjutnya. Sebaliknya, jika yang sudah dibaca itu banyak kesalahan, maka lebih sulit memperbaikinya.

 

Hukum Mempelajari Ilmu tajwid

 

Menurut Muhammad Mahmud, hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah (wajib representatif), yaitu kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagian orang muslim saja, namun praktik pengamalannya fardu ain (wajib personal), yaitu kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh pembaca Al Quran.

Dilihat dari hukum tersebut, ilmu tajwid dapat di klasifikasikan sebagai ilmu alat yang dapat membantu perbaikan membaca Al – Quran, sehinga jika ilmu alat sudah dikuasai, mengharuskan adanya praktik, sampai alat itu benar-benar berfungsi sebagai penunjang yang dituju. Allah berfirman:

 

“Dan bacalah Al – Quran itu dengan bacaan yang tertil ” ( QS : Al-muzammil :4 )

Pada firman diatas disebutkan lafal “ tartil” yang sebenarnya lafal tersebut mempunyai dua makna.

Pertama : makna hissiyah, yaitu dalam pembacaan Al – Quran diharapkan tenang, pelan, tidak tergesah-gesah, disuarakan dengan baik, bertempat ditempat yang baik dan tata cara lainnya yang berhubungan dengan segi-segi inderawi ( penglihatan ).

Kedua : makna maknawi, yaitu dalam membaca Al – Quran diharuskan dengan ketentuan tajwidnya, baik berkaitan dengan makhraj, sifat, mad, waqaf dan sebagainya. Makna kedua inilah yang pernah dinyatakan oleh kholifah Ali bin abi Thalib, bahwa yang dimaksud tartil adalah ilmu tajwid yang berarti:

“Perbaikan bacaan huruf-hurufnya serta mengetahui tempat pemberhentian kalimat ”

Demikian mengenai pengertian ilmu tajwid untuk memahami dan mempelajari tata cara membaca Al – Quran dengan baik dan benar.

 

Ø  HURUF HIJAIYAH

Membaca Alquran tak bisa hanya dengan cara instan. Terlebih lagi jika sudah dewasa. Maka dari itu, penting bagi umat Muslim untuk belajar membaca Alquran sejak dini. Membaca Alquran selain sebagai perintah Allah SWT, tetapi juga sebagai hal wajib yang dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dan pahala. Sebelum membaca Alquran, tentu saja kamu harus mempelajari terlebih dahulu huruf hijaiyah sebagai huruf yang digunakan dalam Alquran.

Huruf hijaiyah adalah huruf alfabet yang berasal dari Arab. Huruf hijaiyah dan cara bacanya memiliki aturan urutan yang berbeda dengan terminologi abjad. Walaupun Alquran diturunkan dengan huruf hijaiyah bukan berarti hanya ditujukan oleh orang-orang Arab saja, tetapi bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Untuk bisa memahami isi dari kitab suci Alquran, kamu harus mengenali terlebih dahulu apa saja huruf hijaiyah dan cara bacanya dengan baik dan benar.

 

 

Huruf Hijaiyah dan Cara Bacanya

Untuk bisa mempelajari huruf hijaiyah, pertama harus dilandasi dengan niat dari hati. Semua yang dilandasi dari niat akan dipermudah. Dalam huruf hijaiyah memiliki total huruf sebanyak 29 buah. Berikut huruf hijaiyah dan cara bacanya.

ا           : alif

ب         : ba

ت         : ta

ث         : tsa

ج          : jim

ج          : ha

خ          : kho

د           : dal

ذ           : dzal

ر          : ro

ز          : zay, zayy atau za

س         : sin

ش         : syin

ص        : shod

ض        : dhod

ط          : tho

ظ          : zho

ع          : ain

غ          : ghoin

ف         : fa

ق          : qof

ك          : kaf

ل          : lam

م           : mim

ن          : nun

هـ          : ha

و          : waw

ي          : ya

ء          : hamzah

Huruf hijaiyah diatas disarankan untuk kamu hafalkan agar kamu bisa lancar membaca Alquran. Jika kamu telah hafal dan dapat membacanya dengan lancar, kamu bisa mencoba untuk membaca Alquran.


1 komentar: